Kamis, 17 Oktober 2013

I.                   DEFINISI
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.
Prinsip utama belajar EKG adalah mengetahui anatomi fisiologi jantung, dan persyarafan jantung sehingga pada saat belajar EKG sudah dapat membayangkan keadaan jantung. 

II.                PROSEDUR
Alat-alat yang dibutuhkan :
·         Mesin Elektrokardiogram
·         Elektroda ekstremitas
·         Elektroda isap ( suction electrode )
·         Kawat penghubung klien dan kawat penghubung tanah / grounding
·         Kapas dan alcohol
·         Elektroda jelly


Persiapan Klien dan Peralatan
Perekaman yang dilakukan adalah 12 sadapan lengkap yaitu ; standar leads, unipolar lead, dan precordial leads.  Kabel yang digunakan ada 2 macam yaitu 4 kabel terpisah untuk ekstremitas dan 6 kabel untuk sadapan prekordial.

Persiapan Klien
1.      Anjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan daerah dada dibuka.  Berikan penjelasan mengenai tujuan dan jalannya prosedur pemeriksaan.  Kepala diberikan bantal dan perhiasan yang dipakai dilepaskan.
2.      Berikan keempat elektroda ekstremitas dengan EKG jelly secukupnya dan pasang elektroda tersebut di tempat yang telah dibersihkan.
a. Elektrode ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan searahdengan telapak tangan
b. Elektrode ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam. Pemasangan pada pergelangan tidak mutlak, bisa diperlukan untuk dapat dipasang
3.      Hubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda sebagai berikut :
·         Kabel RA (right arm) merah dihubungkan dengan elektroda tangan kanan
·         Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan dengan elektroda tangan kiri
·         Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan dengan elektroda di kaki kiri
·         Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan dengan elektroda di kaki kanan.
4.      Bersihkan permukaan kulit dada dengan kapas alcohol, berikan jelly juga, pasang elektroda di tempat yang telah dibersihkan.
5.      Hubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda sebagai berikut :
·         C1 : ICS 4 garis sternal kanan, dengan kabel merah
·         C2 : ICS 4 gari strenal kiri, dengan kabel kuning
·         C3 : pertengahan garis lurus antara C1 dan C2, warna hijau
·         C4 : ICS 5 kiri di garis midklavikula
·         C5 : titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar C4
·         C6 : titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar dari C4 dan C5.
·         C1 dan C2 merupakan titik untuk mendengarkan bunyi jantung I dan II

Persiapan Peralatan
6.      Bersihkan permukaan elektrodan dengan kapas alcohol/tissue
7.      Nyalakan power on / off alat EKG, hubungkan kabel klien dengan mesin.
8.      Atur kecepatan alat dan pneraan kepekaan alat.
9.      Tekan star-stop untuk memulai dan mengakhiri perekaman
10.  Dengan menekan tombol yang sesuai, catat berturut-turut :
·         Hantaran satndar Einthoven : I, II, III
·         Hantaran “Augmented extremity leads: : aVL, aVR, dan aVF.
·         Hantaran “Wilson perkordial leads” : V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.
·         Tiap hantaran dicatat untuk 3-5 siklus.
11.  Tuliskan identitas klien di pojok kiri atas, meliputi : nama, usia, jenis kelamin, jam pemeriksaan.
12.  Setelah selesai pencatatan, rapikan dan bersihkan alat seperti semula
13.  Tempelkan hasil perekaman serapi mungkin di lembar lampiran.
Gelombang dan interval

Sebuah EKG yang khas melacak detak jantung normal (atau siklus jantung) terdiri atas 1 gelombang P, 1 kompleks QRS dan 1 gelombang T. Sebuah gelombang U kecil normalnya terlihat pada 50-75% di EKG. Voltase garis dasar elektrokardiogram dikenal sebagai garis isoelektrik. Khasnya, garis isoelektrik diukur sebagai porsi pelacakan menyusul gelombang T dan mendahului gelombang P berikutnya.

http://www.binawaluya.com/wp-content/uploads/2009/08/ekg1.jpg

 Dalam satu gelombang EKG terdiri ada yang disebut titik (lihat gambar), interval dan segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen.              
        Penjelasan gambar :
·         Titik P mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi pada atrium jantung (dextra & sinistra)
·         Titik Q, R dan S mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi (listrik)pada ventrikel jantung (dextra & sinistra)
·         Sedangkan titik T berarti relaksasi pada ventikel jantung.    

a. Lead Prekordial
         Merupakan sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara   langsung di dada.       
·         Lead V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
·         Lead V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
·         Lead V3 ditempatkan di antara Lead V2 dan V4.
·         Lead V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah).
·         Lead V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
·         Lead V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi43wRzGjpXVsJ_f9T6fqW3bBpvn-C3xYZrX8g-6EGf-YmzHFf-vhNgTHTBmmi65ZwR3yLFem-XMnYQGfl7xr9SVOpMQQyWAZ0EWIq1Qrf09ukNvdUghEIJi7o53ueGUG31rzUbjatD7mo/s400/precordials+leads.JPG
b. Lead Bipolar,
 Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan angka romawi I, II dan III
·         Lead I             :  merekam beda potensial antara tangan kanan (RA)  yang  bermuatan negatif (-) tangan kiri bermuatan positif (+)
·         Lead I             :  merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki kiri (LF) yang bermuatan (+)
·         Lead III          : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang  bermuatan (-) dan kaki kiri (+)
c. Lead Unipolar
    Sandapan Unipolar Ekstremitas
·         aVR      :   merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+),  dan  elektroda (-)  gabungan  tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
·         aVL     :    merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan  muatan (-) gabungan  tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda  indifiren.
·         aVF      :  merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH0H2GmqHIpPwx5cxjQqT_SaIn5Ol0lO3F_FoWoANInT4yp048Y8a5MTrIAmkEPdy-loE1b5mvg7MYctzpEKy_Lxpwfr-pfGxHChE9vyaGkwrKOdMIYQN6yxE1WFnx9isBUiUwsi6F1g0Z/s400/ekg2.gif


Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :
·Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
·Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
·Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
·Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)

Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang U.

EKG 12 Lead
·         Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung
·         Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
·         Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
·         Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar





Aksis jantung
[axis ekg[5].jpg]

Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan bidang horisontal dengan melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4. Normal aksis jantung frontal berkisar -30 s/d +110 derajat. Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90 derajat, deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.

Sekilas mengenai EKG Normal
clip_image002
clip_image002
Gelombang P
Nilai normal :
Lebar ≤ 0,12 detik
Tinggi ≤ 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selau (-) di lead aVR

Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar 0,12-0,20 detik.

Gelombang QRS (kompleks QRS)
Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS
Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang dalamnya.

Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di aVR

Gelombang U
Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.

Interval PR
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler

Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari – 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST depresi

Cara menilai EKG
·   Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak
·   Tentukan irama jantung ( “Rhytm”)
·   Tentukan frekuensi (“Heart rate”)
·   Tentukan sumbu jantung (“Axis”)
·   Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)
·   Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)
·   Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang terpasang pacu jantung)

1. MENENTUKAN FREKUENSI JANTUNG
Cara menentukan frekuensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a.  300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’
b. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tsb kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 5

2. MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut
-       Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
-       Tentukan berapa frekuensi jantung (HR)
-       Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
-       Tentukan interval PR normal atau tidak
-       Tentukan gelombang QRS normal atau tidak

Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”)
Kriteria Irama Sinus adalah :
·         Iramanya  teratur
·         frekuensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit
·         Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
·         Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)
·         PR interval normal (0,12-0,20 detik)

Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di atas kemungkinan suatu kelainan



ekg







Tidak ada komentar:

Posting Komentar